Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

Pamit

Apa kabar ? Saya baik. Sungguh. Sangat baik. 3 tahun perjalanan saya setelah "periode kekalahan" melawan rasa, kali ini saya menang. Ya, menang. Segala sesuatunya lebih baik, lebih hidup, lebih berwarna setelah waktu itu.  Yang saya lihat saat itu hanya hitam dan putih. Kali ini terjadi gejolak yang menambah warna lain selain hitam putih. Warna itu tetap ada, hanya makin bertambah.  Desember 2014, saya memulai sebuah perjalanan baru. Jakarta bukan kota yang asing sebenarnya. Saya pernah tinggal beberapa bulan di kota itu, tahun 2012.  Berbeda tujuan, tahun 2014 bukan hanya beberapa bulan saja di sini. Saya punya tujuan lain.  Ibu melepas saya dengan tangis. Bapak, orang yang sangat percaya pada saya. Meskipun wajahnya menyiratkan rasa khawatir. Gevie pun turut mengantar. Kata Gevie, "Tadi Ibu bilang, sering-sering main ya. Tapi rumah sekarang sepi." Saya pun menahan air mata. Saya bungsu, tanpa saudara di kota ini. Wajar kalau Bapak dan Ibu khawatir.

Postingan Terbaru

PULANG

Coba, Lepaskan

Mukadimah

Balada Jathilan Jalanan

Sepeda Pertama

Aku Pasti Bisa

Gereja Malam Ini

Anuugacchati Pravaha

Lebih Baik Kenal, Bukan?